Artikel ini telah direview dan disetujui oleh tim medis kami
Transcutaneous electrical nerve stimulation atau TENS adalah metode fisioterapi menggunakan arus listrik bertegangan rendah untuk meredakan berbagai jenis nyeri pada tubuh. Beberapa di antaranya ialah nyeri menstruasi, nyeri persalinan pada kehamilan, nyeri karena cedera olahraga, juga nyeri karena kondisi kesehatan tertentu.
Ingin tahu seperti apa prosedur fisioterapi TENS? Simak ulasannya, beserta risiko juga manfaat terapi TENS dalam kelanjutan artikel ini.
Unit TENS, nama umum dari perangkat kecil untuk metode fisioterapi TENS, adalah perangkat kecil bertenaga baterai dengan elektroda yang menghantarkan impuls listrik melalui permukaan kulit. Saat ini, unit TENS tersedia dan dijual bebas di apotek tanpa resep dokter.
Dengan demikian, Anda dapat membeli unit TENS untuk digunakan secara personal di rumah atau di mana pun selagi ada tempat nyaman untuk melakukan terapi ini. Berikut prosedur penggunaan unit TENS yang perlu Anda ketahui:
Pastikan mesin unit TENS dalam keadaan mati sebelum digunakan.
Atur arus listrik menggunakan kontrol yang ada pada unit TENS. Secara umum, unit TENS memiliki dua tegangan arus listrik, yaitu frekuensi tinggi (60 pulse rate per detik) dan frekuensi rendah (10 pulse rate per detik).
Sambungkan kabel listrik ke unit TENS yang Anda miliki.
Letakkan bantalan perekat (pads) pada kulit yang bersih, dekat dengan bagian tubuh yang nyeri. Berikan celah minimal 1 inci antara pads untuk hasil terapi yang maksimal.
Nyalakan unit TENS.
Putar atau tekan tombol intensitas hantaran listrik sampai Anda merasakan sensasi kesemutan. Tahap ini seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit, melainkan rasa nyeri yang berkurang atau menghilang.
Unit TENS sebetulnya aman dan efektif bagi kebanyakan orang. Metode terapi ini juga sudah digunakan para profesional medis seperti dokter, ahli kiropraktik, dan terapis fisik sebagai solusi pereda nyeri yang efektif selama lebih dari 30 tahun.
Hanya saja, ada segelintir orang yang mungkin mengalami efek samping setelah menggunakan alat ini. Beberapa risiko atau efek samping yang dimaksud meliputi:
sensasi berdengung, kesemutan, atau menusuk yang mungkin tidak nyaman,
alergi karena bantalan perekat (pads), serta
luka bakar akibat elektroda (meski paling jarang terjadi).
Fisioterapi dengan TENS dapat bekerja dalam beberapa cara, termasuk: memblokir pesan rasa sakit untuk mencapai otak, memicu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak endorfin (hormon penghilang rasa sakit alami), atau meningkatkan sirkulasi darah.
Selain itu, metode fisioterapi ini juga dapat memberikan manfaat lain, yaitu:
kesempatan untuk mengatur sendiri tingkat terapi—apakah ingin lebih kuat atau lebih lemah hantaran arus listriknya,
mudah dibawa atau disimpan, mengingat ukurannya yang relatif kecil, serta
mudah digunakan.
Di luar berbagai jenis nyeri, metode terapi ini juga dapat digunakan untuk mengobati atau mengurangi rasa sakit akibat kondisi kesehatan berikut:
sakit punggung,
osteoartritis atau artritis,
fibromialgia,
tendinitis,
endometriosis,
radang kandung lendir,
nyeri panggul kronis,
neuropati terkait diabetes, dan
penyakit arteri perifer (PAD).
Demikianlah ulasan mengenai terapi TENS, mulai dari pengertian, prosedur penggunaan, risiko atau efek samping, hingga manfaatnya. Metode fisioterapi ini aman secara medis, namun, orang dengan perangkat logam atau elektronik implan (seperti alat pacu jantung), kanker, epilepsi, trombosis vena dalam (DVT), gangguan pendarahan, penyakit jantung, wanita hamil, serta anak-anak tidak disarankan untuk menggunakan perangkat ini.
OMRON memiliki beberapa tipe unit TENS untuk kebutuhan fisioterapi mandiri Anda di rumah. Cari tahu lebih lanjut tentang spesifikasi setiap produk unit TENS dari OMRON hanya di sini!
Artikel Sebelumnya Cara Mengatasi Nyeri Sendi Lutut karena Otot Tegang |
Artikel Berikutnya |