Kesehatan Pernapasan

Mengenal ARDS, Sindrom Gangguan Pernapasan Akut

Aug 18, 2025

Ketika membahas mengenai gangguan pernapasan, sebagian besar orang mungkin langsung terbayang penyakit seperti flu, asma, tuberkulosis, atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Namun, masih ada satu kondisi serius yang sering luput dari perhatian, yaitu Sindrom Gangguan Pernapasan Akut atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

Lantas, apa yang dimaksud dengan ARDS? Seperti apa gejala dan faktor penyebabnya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut!

Mengenal ARDS dan Penyebab

Melansir dari Cleveland Clinic, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan karena menumpuknya cairan di kantung udara paru-paru atau dikenal dengan istilah alveoli. Dalam kondisi normal, selaput pelindung pembuluh darah kapiler berfungsi menjaga cairan agar tetap berada di pembuluh udara.

Namun, pada penderita ARDS, selaput pelindung tersebut bisa mengalami kerusakan akibat cedera maupun penyakit yang diderita sehingga menyebabkan cairan bocor ke bagian alveoli. Jika cairan ini menumpuk maka dapat menyebabkan paru-paru tidak terisi udara, sehingga kadar oksigen di dalam darah menjadi rendah (hipoksia).

Kekurangan pasokan oksigen dapat mengakibatkan ginjal dan otak terhenti. Jika kondisinya dibiarkan tanpa adanya penanganan, maka dapat mengancam jiwa penderitanya. Beberapa kondisi yang dapat memicu ARDS, antara lain:

  • Tenggelam.

  • Luka bakar.

  • Tersedak benda asing.

  • Paparan zat berbahaya.

  • Pankreatitis (peradangan pada pankreas).

  • Cedera akibat benturan di dada maupun kepala.

  • Sepsis (respon abnormal sistem imun tubuh terhadap infeksi).

  • Pneumonia (peradangan paru-paru yang disebabkan karena virus, jamur, dan bakteri).

  • Transfusion Related Lung Injury (TRALI, gangguan pernapasan yang disebabkan karena transfusi).

Gejala ARDS

Biasanya, penderita ARDS akan mengalami gejala yang berbeda-beda, namun beberapa gejala berikut umum dirasakan oleh penderita ARDS, seperti:

  • Dada terasa sesak,

  • Kesadaran menurun,

  • Demam disertai batuk,

  • Nyeri pada bagian dada,

  • Napas cepat tapi pendek,

  • Pusing atau sakit kepala,

  • Keringat dingin yang berlebihan,

  • Hipotensi (tekanan darah rendah),

  • Sianosis (kuku dan bibir kebiruan),

  • Takikardia (denyut jantung meningkat).

Adapun beberapa kondisi yang dapat meningkatkan seseorang terkena ARDS adalah sebagai berikut:

  • Merokok

  • Mengalami obesitas

  • Berusia lebih dari 65 tahun

  • Menderita kelainan genetik

  • Kecanduan minuman beralkohol

  • Menderita penyakit paru kronis

Diagnosis dan Pengobatan ARDS

Kapan sebaiknya ke dokter? Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter biasanya akan menanyakan terkait riwayat penyakit, gejala yang dirasakan, dan melakukan pemeriksaan pada tanda vital. Misalnya, suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan lainnya.

Selain itu, dokter juga akan melakukan tes darah, rontgen pada dada, CT scan, ekokardiografi, elektrokardiogram, kultur, dan biopsi. Untuk pengobatan umumnya dilakukan dengan beberapa metode perawatan seperti pemberian pengencer darah, pereda nyeri, antibiotik, asupan nutrisi, lainnya.

Bisakah ARDS Menggunakan Metode Terapi Nebulizer?

Terapi nebulizer bukan merupakan pengobatan utama untuk ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) karena kondisinya memerlukan penanganan yang lebih kompleks dan intensif. Namun, terapi nebulizer ini bisa dipertimbangkan, terutama pada pasien dengan komorbiditas seperti COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease).

Selain itu, terapi nebulizer juga dapat berperan penting dalam membantu mengencerkan dan mengeluarkan sekret, khususnya pada pasien yang mengalami peningkatan produksi mukus. Dalam sebuah uji klinis yang dilakukan pada 60 pasien dengan ARDS yang menerima nebulasi heparin dua kali sehari selama satu minggu menunjukkan penurunan nilai shunt pulmonal, minute ventilation, tidal volume, dan peningkatan indeks oksigenasi (PaO2/FiO2).
 
 
 

Meskipun demikian, penggunaan terapi ini sebaiknya tetap berada di bawah pengawasan tenaga medis profesional untuk memastikan efektivitas dan mencegah adanya komplikasi yang ditimbulkan. Apabila Anda ingin membeli nebulizer, bisa memilih alat uap pernapasan dari OMRON, yaitu Nebulizer NE-C28 yang memiliki tingkat nebulasi tinggi, sehingga memungkinkan waktu perawatan dan inhalasi yang singkat.

Selain itu, semua Nebulizer OMRON dirancang menggunakan teknologi dengan standar kualitas yang ketat untuk memberikan obat pernapasan secara efisien serta memaksimalkan kemudahan penggunaan dan daya tahan alat. Untuk informasi lebih lanjut bisa mengeceknya di sini.
Video Populer
Tetap Terhubung
|Suka
Video Populer
Tetap Terhubung
|Suka