Kesehatan Kardiovaskular

Darah Tinggi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Jun 13, 2025

Artikel ini telah direview dan disetujui oleh tim medis kami
Normalnya, hasil pengukuran tekanan darah seseorang biasanya berada di angka 90-120/60-80 mmHg. Apabila pengukurannya lebih besar dibandingkan dengan angka normal tersebut, maka seseorang bisa dikatakan terkena tekanan darah tinggi atau yang biasa dikenal dengan istilah hipertensi.

Lantas, apa yang dimaksud dengan darah tinggi? Yuk, cek ulasan lengkapnya dalam kelanjutan artikel ini, ya!

Mengenal Darah Tinggi

Darah tinggi atau sering disebut hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah di dalam tubuh berada di atas 130/80 mmHg. Apabila kondisi ini dibiarkan tanpa segera ditangani, maka dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan tubuh seperti stroke, gagal ginjal, jantung, dan lainnya.

Melansir dari Siloam Hospital, tekanan darah biasanya terbagi jadi dua bagian, yakni diastolik dan sistolik. Diastolik sendiri diartikan kondisi di mana jantung berada dalam posisi istirahat dan menerima darah kembali sebelum dipompa ke seluruh tubuh. Sementara, sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Jika mengalami darah tinggi, tekanan diastolik umumnya bisa sama dengan atau melebihi angka 90 mmHg. Sementara, tekanan sistolik bisa sama dengan atau melebihi angka 140 mmHg. Maka dari itu, tekanan darah tinggi perlu segera ditangani supaya tidak memunculkan berbagai penyakit.

Penyebab Darah Tinggi

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi penyebab darah tinggi? Selengkapnya bisa mengeceknya di sini!

  • Obesitas, kondisi di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di tubuh sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah sekaligus menyulitkan kerja jantung. Kondisi inilah yang dapat memicu tekanan darah tinggi.

  • Diabetes, ketika menderita diabetes glukosa akan sulit dicerna menjadi energi dan tubuh kesulitan untuk mengontrol gula darah. Alhasil, terjadi penumpukan di bagian pembuluh yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

  • Gangguan tiroid, fungsi dari kelenjar tiroid adalah mengatur irama jantung, berat badan, dan suhu tubuh. Apabila terjadi gangguan tiroid, maka dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi dan irama jantung terganggu.

  • Konsumsi garam berlebih, terlalu banyak mengonsumsi garam ternyata dapat meningkatkan jumlah natrium di tubuh. Kondisi ini menyebabkan ginjal menjadi kesulitan untuk membuang cairan dan memicu penumpukan. Penumpukan ini mengakibatkan pembuluh arteri rusak sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu.

Gejala Darah Tinggi

Ada beberapa gejala darah tinggi yang mungkin dirasakan ketika menderita penyakitnya. Berikut di antaranya:

  • Irama jantung menjadi abnormal

  • Telinga terasa berdengung

  • Kebingungan dan kecemasan

  • Penglihatan kabur

  • Mual, muntah, pusing

  • Nyeri dada, mimisan

  • Sesak napas, sakit kepala parah

Cara Mengobati Darah Tinggi

Lalu, bagaimanakah cara mengobati darah tinggi? Bisa menyimaknya langsung di bawah ini!

Jalani Pola Hidup Sehat

 

Untuk menurunkan darah tinggi dan menjaga tekanan darah tetap stabil, sebaiknya menjalani pola hidup sehat. Dimulai dari:

  • Kurangi konsumsi minuman berkafein.

  • Hindari asap rokok dan berhenti merokok.

  • Batasi konsumsi gula dan makanan berlemak.

  • Rutin olahraga setiap hari dan perbanyak aktivitas fisik.

  • Kurangi asupan garam dan paling banyak hanya 1 sdt per hari.

  • Konsumsi makanan sehat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

  • Lakukan terapi relaksasi seperti meditasi dan yoga untuk redakan stres.

  • Turunkan berat badan jika mengalami overweight (kelebihan berat badan).

Konsumsi Obat Sesuai Arahan Dokter

 

Selain menjalani pola hidup sehat, penderita darah tinggi biasanya juga membutuhkan obat-obatan untuk membantu mengontrol tekanan darah. Dilansir dari website Alodokter, beberapa obat darah tinggi yang umum diresepkan dokter, antara lain:

  • Reserpine (penghambat alfa)

  • Aliskiren (penghambat renin)

  • Spironolactone (diuretik hemat kalium)

  • Indapamide atau hydrochlorothiazide (diuretik)

  • Bisoprolol dan atenolol (penghambat beta)

  • Amlodipine dan nifedipine (antagonis kalsium)

  • dan lainnya

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara rutin misalnya sekali dalam setahun dimulai dari usia 18 tahun. Hal ini dilakukan karena darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga penderita tidak menyadari sedang mengalami darah tinggi.

Ketika menjalani pemeriksaan dan tekanan darah 130 mmHg, maka sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Selain itu, apabila mengalami kondisi seperti sesak napas, nyeri dada, sulit berbicara, kepala sakit, mimisan, mati rasa, lemas, dan gangguan penglihatan, maka bisa periksakan diri ke dokter.

Untuk memudahkan pengecekan tekanan darah di rumah, maka bisa menggunakan Tensimeter Digital OMRON. Produk ini sudah divalidasi secara klinis dan memenuhi standar akurasi pengukuran dari organisasi terpercaya seperti AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrumentation) atau ESH (European Society of Hypertension). Teknologi Intellisense pada produk OMRON ini memberikan kenyamanan, keakuratan, dan kemudahan dalam penggunaan.

Itu dia penjelasan singkat mengenai darah tinggi atau hipertensi, penyebab darah tinggi, gejala darah tinggi, dan cara mengobati darah tinggi. Semoga informasinya bermanfaat dan sehat selalu.

Artikel Sebelumnya
7 Cara Mengatasi Darah Tinggi
Artikel Berikutnya
7 Cara Mencegah Hipertensi
Video Populer
Tetap Terhubung
|Suka
Video Populer
Tetap Terhubung
|Suka