Artikel ini telah direview dan disetujui oleh tim medis kami
Hipotermia kerap dikaitkan dengan paparan suhu dingin yang ekstrem dan sering dialami oleh para pendaki gunung yang berada di lingkungan bersuhu rendah dalam jangka waktu lama. Selain pendaki gunung, kondisi ini juga bisa terjadi di kehidupan sehari-hari, seperti ruangan ber-AC yang terlalu dingin.
Yuk, cari tahu selengkapnya tentang hipotermia di kelanjutan artikel ini!
Melansir Mayo Clinic, hipotermia diartikan kondisi medis yang terjadi saat suhu tubuh mengalami penurunan drastis, yaitu di bawah 35 derajat celcius. Jika suhu tubuh menurun drastis, maka dapat menyebabkan terganggunya fungsi jantung, saraf, dan organ vital lainnya. Apabila tidak segera ditangani, hipotermia dapat mengakibatkan jantung gagal berfungsi.
Penyebab dari hipotermia cukup beragam, mulai dari:
Mengenakan pakaian basah dalam waktu lama
Tidak memakai pakaian tebal pada saat cuaca dingin
Kecelakaan kapal yang menyebabkan berada di air terlalu lama
Berada dalam ruangan dengan suhu yang dingin
Mengutip website Alodokter, hipotermia bisa dialami oleh siapa saja, namun beberapa kondisi ternyata dapat meningkatkan risiko hipotermia. yakni:
Kelelahan fisik
Demensia atau gangguan mental
Penyakit parkinson dan hipotiroidisme
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Konsumsi obat seperti penenang, obat bius, dan opioid
Gejala yang ditimbulkan hipotermia cukup bervariasi. tergantung pada kondisi yang dialami. misalnya:
Ringan: terjadi ketika suhu tubuh berada di angka 32-35 derajat celcius dengan gejalanya wajah pucat, mati rasa, menggigil, mengantuk, napas cepat, mati rasa, kulit dingin saat disentuh, takikardia, dan respon menurun.
Sedang: terjadi pada saat suhu tubuh berada di angka 28-32 derajat celcius dengan gejala yang ditunjukkan seperti kesadaran menurun, melambatnya denyut jantung, penurunan tekanan darah, inkontinensia urine, dan berhenti menggigil.
Berat: terjadi saat tubuh berada di angka 28 derajat celcius atau lebih rendah dengan beberapa gejala seperti henti jantung, pingsan, napas dan denyut nadi melemah, tidak memberikan respons, kaku otot, dan denyut jantung semakin lambat.
Lalu, kapan sebaiknya ke dokter? Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala yang sudah disebutkan. Atau. apabila melihat orang lain mengalami hipotermia, maka lakukan beberapa hal berikut: pindahkan penderita secara perlahan ke tempat kering, ganti pakaiannya jika basah, tutupi tubuhnya dengan selimut, beri minuman hangat, dan pantau selalu kondisinya.
Selama dalam pantauan, Anda juga bisa membawanya ke rumah sakit. Tenaga medis atau dokter biasanya memberikan oksigen yang sudah dilembapkan untuk meningkatkan suhu tubuh dan menghangatkan saluran pernapasan penderita, memberi cairan infus yang sudah dihangatkan, serta menghangatkan darah penderita menggunakan mesin pencuci darah jika gejala yang dialami masuk kategori berat.
Untuk mencegah terjadinya hipotermia, langkah-langkah berikut mungkin bisa diterapkan, yakni:
Tidak mengenakan pakaian basah
Jaga selalu suhu tubuh supaya tetap kering
Mengonsumsi makanan dan minuman hangat
Gunakan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca
Sebaiknya tidak berenang pada saat cuaca sedang dingin
Hindari melakukan aktivitas berat yang dapat memicu keringat berlebih
Tidak mengonsumsi minuman yang terdapat kandungan kafein dan alkohol
Pada suhu yang sangat dingin, ada baiknya mengenakan sepatu bot, kaus kaki, sarung tangan, topi, syal, penutup telinga, dan lainnya.
Untuk memudahkan pengecekan suhu tubuh, Anda wajib menyediakan Pengukuran Suhu Tubuh dari OMRON di rumah. Selain sering digunakan di rumah, Termometer Digital OMRON ini juga banyak digunakan di rumah sakit karena memberikan hasil yang akurat, daya tahan lama, mudah digunakan, dan kenyamanannya yang telah terbukti.
Tidak hanya satu, tersedia tiga tipe termometer yang bisa dipilih, di antaranya termometer dahi, termometer telinga, dan termometer pensil. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengukuran suhu tubuh OMRON!
Artikel Sebelumnya 5 Cara Menurunkan Demam Tinggi pada Orang Dewasa |
Artikel Berikutnya Angkat Beban atau Kardio: Mana Lebih Efektif untuk Membakar Lemak? |