Artikel ini telah direview dan disetujui oleh tim medis kami
Banyak orang menganggap bahwa diet berarti mengabaikan rasa lapar dan membatasi makanan tertentu agar berat badan menurun. Padahal, diet yang sehat seharusnya bukan menyiksa tubuh, melainkan mengubah pola makan menjadi gaya hidup yang lebih baik dan berkelanjutan. Berikut adalah definisi diet yang lebih sehat agar Anda bisa mengikuti program pengelolaan berat badan yang lebih efektif.
Menurut berbagai studi nutrisi, diet sehat adalah pola makan yang memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi tanpa berlebihan, serta kaya akan bahan pangan alami seperti buah, sayur, biji-bijian, protein, dan lemak sehat. Artinya, diet sehat mencakup kebiasaan makan sehari-hari yang teratur, baik itu mengonsumsi gula, lemak, atau sayur—ini termasuk dari bagian diet penting.
Diet biasa diartikan sebagai cara untuk menghindari bahan makanan tertentu. Seperti menghindari konsumsi lemak, karbohidrat, atau gula. Padahal, tubuh tetap membutuhkan nutrisi utama (makronutrien dan mikronutrien) dengan porsi yang tepat. Mindset menganggap makanan tertentu sebagai “musuh” justru tidak sehat, karena yang dibutuhkan adalah keseimbangan gizi, bukan eliminasi total.
Daripada menghindari makanan, diet yang sehat lebih menekankan pengurangan kalori dengan mengganti bahan tinggi kalori dengan alternatif lebih sehat. Contohnya, mengganti nasi putih dengan oatmeal, gorengan dengan camilan rendah minyak, atau gula dengan pemanis alami.
Diet yang sehat juga membantu menjaga keseimbangan antara massa otot dan lemak tubuh. Ini mencakup konsumsi protein yang cukup, olahraga rutin, dan asupan kalori yang tidak terlalu ekstrem sehingga nutrisi tetap terpenuhi.
Menjalankan diet bukan tentang menahan lapar, tetapi membangun kebiasaan sehat yang bisa berjalan lama. Berikut cara mengadopsi diet sehat dengan cara yang realistis dan konsisten.
Menurut Centers for Disease Control (CDC), penurunan berat badan ideal umumnya sekitar 0,5%-1kg per minggu. Target ini cukup aman dan lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang.
Targetkan berat yang spesifik dan terukur, seperti “turun 5% dari berat badan dalam 3 bulan”, lebih efektif untuk memantau progres dan menjaga motivasi.
Makan secara perlahan dan hindari gangguan seperti TV atau ponsel yang dapat membantu mengurangi kebiasaan makan emosional.
Berhenti makan sampai kekenyangan, cukup berhenti ketika merasa nyaman dan tidak lapar lagi.
Menurut studi, diet yang sehat mencakup protein 30% dari kalori harian untuk meningkatkan rasa kenyang dan menjaga massa otot.
Konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, ubi, buah, dan lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, dan ikan. Ini menjaga keseimbangan nutrisi tubuh tanpa sensasi lapar.
Konsumsi serat juga penting: dilansir dari Food and Drug Administration (FDA), konsumsi serat orang dewasa sekitar 28 gram per hari dari total 2,000 kalori.
Menurunkan berat badan bukan hanya soal angka di timbangan, tapi tentang menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Gunakan Monitor Komposisi Tubuh dari OMRON untuk melacak perubahan lemak, otot, dan persentase air tubuh secara akurat. Dengan teknologi dan presisi khas Jepang, alat ini membantu Anda fokus pada progres yang nyata—menurunkan lemak tanpa kehilangan massa otot. Klik di sini untuk mengetahui cara kerja Monitor Komposisi Tubuh lebih lengkap.
Artikel Sebelumnya Apa Itu Hipotermia? Yuk, Cari Tahu Gejala dan Penyebabnya! |
Artikel Berikutnya Apa Itu Mindful Eating? Manfaat dan Cara Praktis Menerapkannya |