Pernahkah Anda mendengar istilah sindrom metabolik? Istilah medis ini bukan hanya merujuk pada satu jenis kondisi medis saja, melainkan lebih dari satu kondisi medis yang terjadi pada seseorang. Apa sajakah kondisi medis yang dimaksud? Berikut ini penjelasan lebih lanjutnya!
Sindrom metabolik adalah istilah medis untuk menggambarkan seseorang yang memiliki dua atau lebih kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, atau diabetes. Lalu, apa sajakah kondisi medis yang dimaksud? Inilah beberapa daftarnya!
Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
Kadar gula darah tinggi (diabetes).
Kadar HDL rendah (Dislipidemia).
Kadar kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia).
Berat badan berlebih (Obesitas).
Jika Anda hanya memiliki satu saja kondisi medis tersebut, maka Anda tidak akan dinyatakan mengalami sindrom metabolik. Hanya saja, bukan berarti Anda terbebas dari risiko penyakit kardiovaskular, karena semua kondisi medis di atas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Namun, ketika yang Anda alami adalah sindrom metabolik, maka risikonya bisa meningkat hingga tiga kali lipat.
Meskipun sindrom metabolik bukanlah penyakit secara langsung, melainkan sekumpulan kondisi medis atau gangguan kesehatan yang dialami seseorang, tetapi ada beberapa gejala yang tidak boleh diabaikan.
Perut terlihat membuncit
Lingkar pinggang melebihi normal
Tubuh lebih cepat lelah
Sering merasa haus
Sering sakit kepala dan merasa pegal
Frekuensi berat badan meningkat
Pada umumnya sindrom metabolik terjadi akibat dari gaya hidup dan kebiasaan keseharian yang Anda lakukan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya..
Begadang atau kurang istirahat di malam hari. Kebiasaan ini dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh dalam memecah glukosa, sehingga menyebabkan naiknya kadar gula darah.
Pola dan menu makan yang kurang sehat. Makan gorengan setiap hari dapat berpotensi menaikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Sementara mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula darah.
Gaya hidup pasif. Aktif bergerak dapat membantu menyeimbangkan kalori yang masuk melalui makanan, sehingga dapat mencegah penumpukan lemak dan kenaikan berat badan.
Siapa saja sebenarnya bisa mengalami sindrom metabolik. Apalagi ketika Anda memiliki salah satu dari gaya hidup atau kebiasaan yang telah disebutkan di atas. Namun, ada beberapa kondisi di mana risiko Anda mengalami sindrom metabolik akan semakin meningkat.
Genetik. Faktor genetik yaitu ketika Anda memiliki orangtua atau keluarga langsung yang memiliki riwayat sindrom metabolik, maka risiko Anda mengalami sindrom metabolik juga akan semakin besar.
Usia. Semakin bertambahnya usia maka risiko Anda mengalami sindrom metabolik akan meningkat karena perubahan kemampuan metabolisme tubuh secara alami.
Obesitas. Seseorang dengan berat badan berlebih akan berpotensi tinggi mengalami sindrom metabolik.
Etnis. Beberapa etnis memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan etnis lainnya untuk mengalami sindrom metabolik, salah satunya etnis African American.
Sindrom metabolik pada umumnya terjadi akibat dari gaya hidup dan kebiasaan, sehingga kunci utama untuk mencegahnya adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, terutama untuk Anda yang memiliki faktor risiko sindrom metabolik. Untuk melakukannya, ada beberapa hal yang bisa Anda coba.
Buat jadwal rutin berolahraga. Mulailah membuat jadwal olahraga rutin dan ajak keluarga berolahraga bersama agar Anda semakin bersemangat.
Ubah pola makan. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat membantu menghindari lonjakan kenaikan kadar gula darah akibat makanan yang dikonsumsi.
Perhatikan menu makanan. Mulai berikan batasan untuk makanan manis dan makanan yang diolah dengan cara digoreng agar tidak berlebihan.
Kelola stres. Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi hormon dalam tubuh yang berdampak pada kinerja sistem metabolisme tubuh.
Cukupi waktu istirahat malam. Kurangi kebiasaan begadang karena organ dalam tubuh memiliki jadwal kerja di malam hari dan kinerjanya dapat terganggu jika Anda sedang terjaga.
Bagi Anda yang memiliki salah satu dari kondisi medis sindrom metabolik, ada baiknya juga untuk memantau kesehatan Anda secara berkala. Misalnya bagi Anda yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, sebaiknya melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.
Untuk membantu Anda memantau tekanan darah, Anda bisa menggunakan OMRON Tensimeter yang tersedia dalam berbagai tipe. Setiap produknya memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, sehingga Anda bisa mendapatkan data yang lebih valid mengenai kondisi tekanan darah Anda. Dengan pemantauan secara berkala, maka Anda dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Artikel Sebelumnya Marah Bikin Hipertensi, Mitos atau Fakta ya? |
Artikel Berikutnya Hipotensi: Kenali Penyebab dan Tips Mengatasinya! |